11 Tempat Wisata di Tanjung Pinang dan Liburan Murah
Pantai Trikora
Pulau Bintan merupakan sebuah pulau yang terletak di Provinsi kepulauan Riau. Pulau ini adalah pulau terbesar di Kepulauan Riau dan sangat dekat dengan Singapura. Di abad pertama masehi, pulau ini menjadi tempat persinggahan favorit kapal perdagangan dari Cina dan India. Selain terletak di lokasi yang strategis, tepatnya di antara Singapura, Johor Baru, dan Malaysia, pulau ini juga kaya akan potensi wisata. Salah satu tempat wisata yang terkenal di Pulau Bintan adalah Pantai Trikora.
Pantai Trikora terletak di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Pulau Bintan, atau sekitar 45 km ke arah timur kota Tanjung Pinang. Pantai ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu Trikora 1, Trikora 2, Trikora 3, dan Trikora 4.
Jalan untuk mengakses Pantai Trikora sudah cukup baik, bahkan bisa dilalui hingga empat lajur mobil. Untuk sampai di pantai ini, Anda bisa menempuh perjalanan dari Tanjung Pinang sampai dengan perbatasan Kabupaten Bintan. Sayangnya tidak ada akses angkutan umum yang mampu mengantar Anda hingga pantai ini. Oleh karena itu disarankan bagi Anda untuk menyewa mobil beserta sopirnya. Atau Anda bisa menyewa sepeda motor dengan biaya kurang lebih 100.000 Rupiah per harinya. Sedangkan untuk sewa mobil sekitar 200.000 sampai 400.000 Rupiah lengkap dengan sopir.
11. Legenda Pantai Trikora
Menurut legenda yang beredar di masyarakat, nama Trikora sendiri diambil dari “three corral”, yang merupakan sebutan dari wisatawan asing saat mereka berkunjung ke pantai ini. Sedangkan menurut sumber lain, nama Trikora diambil dari salah satu sejarah Indonesia Tri Komando Rakyat. Saat itu pantai ini merupakan benteng pertahanan terluar Indonesia dalam sebuah isu hangat “Ganyang Malaysia”.
Keindahan Alam
Perjalanan ke pantai ini cukup panjang dan melelahkan, tetapi jangan kecewa dulu. Sepanjang perjalanan menuju pantai ini, Anda akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan, seperti pemandangan jajaran perkampungan nelayan, lokasi konservasi lamun dan mangrove, serta resor-resor mewah yang cantik.
Sesampainya di sana, Anda akan disuguhi oleh pemandangan pasir putih yang lembut, air laut biru jernih, lengkap dengan pohon kelapa yang menari-nari karena angin laut. Pantai ini cukup dangkal dengan ombaknya yang tidak terlalu besar, sehingga Anda dan anak-anak bisa melakukan kegiatan berenang. Meskipun demikian, Anda tetap harus hati-hati karena ketika air pasang, arus air bisa menjadi cukup kuat.
Terdapat banyak pepohonan yang bejajar di sisi pantai untuk tempat berteduh. Selain kelapa, jenis pohon yang tumbuh di sini adalah bakau, yang juga bisa menjadi pelindung dari sengatan matahari. Anda bisa berjalan-jalan menyusuri garis pantai sambil menikmati sepoi angin atau mencoba berbaring di pasir pantai yang hangat. Selain itu, Anda bisa menikmati keindahan bawah laut di pantai ini dengan mencoba kegiatan snorkeling.
Keunikan
Salah satu hal menarik yang dapat Anda temukan di sini adalah kelong. Kelong sendiri merupakan perangkap ikan yang terbuat dari kayu dan digunakan oleh nelayan untuk memasang jaring ikan di tengah laut. Kelong ditopang oleh drum-drum plastik agar dapat mengapung di permukaan laut. Metode panangkapan ikan ini digemari nelayan di Pantai Trikora karena mudah untuk dipindahkan sesuai keinginan.
10. Goa Santa Maria
Di seberang Pantai Trikora, Anda bisa menemukan Gua Santa Maria. Gua ini dibangun oleh para pengungsi Vietnam yang sedang melindungi diri selama masa peperangan. Di sekitar Gua Santa Maria ditumbuhi pepohonan besar dengan deadunan rindang yang menggantung di mulut gua dan membuatnya terlihat semakin indah. Di sekitar gua juga tumbuh bunga bougenvil yang cantik. Di dekat gua ini terdapat gereja bagi Anda yang ingin malakukan doa dengan khusuk.
9. Sungai Enam
Setelah puas menjelajah Pantai Trikora, jangan lupa untuk singgah di kawasan Sungai Enam. Tempat ini merupakan lokasi kuliner favorit para wisatawan setelah berkunjung ke pantai. Bagi Anda penggemar seafood dapat mencoba kuliner berbahan gonggong khas dari Sungai Enam. Gonggong adalah hewan semacam siput yang memiliki ras mirip cumi-cumi dengan ukuran lebih besar dari siput lainnya. Seperti penyajian kerang, biasanya gonggong di rebus kemudian dinikmati bersama sambal kacang.
Kuliner
Makanan yang harus Anda coba selain seafood di sini adalah otak-otak ikan. Pulau Bintan terkenal dengan makanan khas otak-otak ikannya. Otak-otak ikan di sini berbeda dengan otak-otak ikan lainnya. Dengan bentuk seperti pepes, otak-otak ikan ini berisi ikan tenggiri yang digiling sangat lembut. Tentu rasanya lezat sekali jika dinikmati dengan nasi panas.
8. Danau Biru Bintan
Kepulauan Riau. Kawasan yang tersohor dengan resor mewah dan cantik garis pantainya ini sepertinya enggan menghentikan kejutan manis bagi pelancong.Berada di Galang Batang, biru air danau ini dijamin sanggup membiusmu dalam hitungan detik. Berpadu dengan panorama sekitar yang tak kalah menggoda, Danau Biru menjelma sebagai alternatif untuk menjamah eksotisme Bintan. Tak terbentuk secara alami, Danau Biru merupakan daerah tambang pasir yang masih aktif.
Karenanya, kamu harus tetap berhati-hati selagi menikmati kecantikan danau yang ekostismenya disandingkan dengan Kelimutu nun jauh di Flores tersebut.Lantaran asalnya, kamu pun akan menemukan bukit-bukit pasir yang kian menambah dramatis panorama. Ketika cuaca sedang cerah, biru di danau ini akan berkilau terpapar sinar mentari. Saat itu pula, birunya akan kian segar di pandangan mata.
7. Wihara Ksitigarbha (Wihara 1000 Wajah )
Cara termudah dan termurah untuk mengalami liburan di Cina untuk mengunjungi daerah Chinatown, sebuah kuil atau candi di masing-masing kota. Beruntung jika Anda berlibur untuk di Tanjungpinang ada biara megah, yang dapat memiliki baik untuk pariwisata atau agama memancing objek fotografi.Apakah candi Ksitigarbha Bodhisattva dan rumah ibadah dan Buddha etnis Cina di Tanjungpinang. Biara ini dibangun pada tahun 2010 dengan struktur yang unik dilengkapi dengan patung murid Buddha disebut oleh Arahat dalam berbagai ekspresi wajah.
Berapa sumber bahwa jumlah total patung-patung ini sampai seribu keping, sementara sumber lain mengatakan bahwa jumlah ini hanya tentang 500S. Untuk membuatnya sederhana untuk menyebutkan, senyawa yang disebut patung "patung di 1000 dan menghadapi."Patung-patung yang terletak di biara Ksitigarbha Bodhisattva dibuat dalam berbagai ukuran. Mulai dari tinggi 1,7 meter sampai 2 meter. Penumpang dari berbagai daerah dapat mengunjungi kuil baik untuk tujuan ibadah atau untuk waktu luang, karena candi ini dibuka untuk umum.
Waktu terbaik untuk mengunjungi kuil-kuil Ksitigarbha Bodhisattva yang bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Cina. Pada saat itu, kita akan mengunjungi tempat ini oleh wisatawan dan peziarah yang akan mengadakan ibadah dan ziarah. Yang dibangun di atas bukit memungkinkan pengunjung untuk menikmati pemandangan Gunung Lengkuas, hamparan kebun sayur dan buah yang mengelilingi biara. bagi mereka yang ingin mengunjungi candi ini dapat ditelusuri langsung ke tren alamat Kijang km 14, di Tanjungpinang. Lokasi ini tidak sulit untuk menemukan dan hanya 10 menit berkendara dari Raja Ali Haji Bandara di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Ini akan memastikan koleksi foto-foto Anda sendiri untuk menjadi lebih indah ketika datang ke candi ini.
6. Rumah Sejarah Melayu Di Pulau Penyengat
Sejarah / Legenda
Dulu orang menamakan ini pulau persinggahan air tawar, karena setiap pelaut yang datang ke Kepulauan Riau ini, mereka ke Pulau Penyengat untuk mendapatkan air bekal. Alhamdulillah air sumur di pulau ini bisa diminum, tidak asin," kata Azis, penjaga makam keramat di Pulau Penyengat.
Suatu ketika, ada kelompok pelaut yang diceritakan melanggar pantangan di pulau tersebut sehingga mereka disengat lebah dan tawon sampai banyak yang meninggal dunia. Dari sana, nama pulau terkenal dengan sebutan Pulau Penyengat karena pelaut yang disengat.
Namun, isi pulau tersebut tidak sekadar air tawar dari sumur dan lebah. Lebih dari itu, terdapat sejarah Kerajaan Riau Lingga yang memotret cikal bakal budaya rumpun Melayu. Pulau ini juga dikenal sebagai mas kawin salah satu sultan Kerajaan Riau Lingga ketika mempersunting seorang permaisuri bernama Raja Hamidah atau Engku Puteri, yang makamnya juga ada di pulau tersebut.
Ketika menginjakkan kaki di Pulau Penyengat, wisatawan akan ditawari oleh sebuah becak motor yang dimodifikasi. Becak motor ini digunakan untuk mengantar berkeliling pulau.
Salah satu tempat yang tidak boleh ketinggalan untuk didatangi adalah komplek makam petinggi Kerajaan Riau Lingga. Para petinggi itu adalah Raja Hamidah, Raja Ali Haji, Raja Ahmad, Raja Ja'far, juga Raja Haji Fisabilillah.
Azis menceritakan, pahlawan Kerajaan Riau Lingga di komplek makam itu punya peran berbeda-beda. Seperti Raja Haji Fisabilillah yang adalah panglima perang saat melawan Belanda, Raja Hamidah selaku permaisuri yang punya otoritas melantik sultan dan Raja Ali Haji pengarang Gurindam 12, cikal bakal bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Raja Ali Haji pujangga, sastrawan. Bila mengenang Sumpah Pemuda 1928, cikal bakal Bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa Melayu, beliau Bapak Bahasa Melayunya," tutur Azis.
Di dalam komplek makam, ada enam dinding berisi dua dari 12 pasal Gurindam 12. Wisatawan dapat membaca isi Gurindam 12 sambil berkeliling area di dalam makam tersebut. Gurindam 12 merupakan kumpulan pesan, nasihat tentang hidup, pemerintahan, dan hal lainnya dari manusia hidup sampai meninggal dunia.
Sebanyak 12 pasal dalam Gurindam 12 juga sebagai intisari dari Al Quran yang dipelajari Raja Ali Haji saat menimba ilmu di Arab Saudi. Selain mengunjungi komplek makam, wisatawan bisa melihat bangunan adat Melayu dan masjid yang terbuat dari putih telur. Pada akhir pekan, wisatawan yang berkunjung ke makam saja bisa mencapai 2.000 orang dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darusalam.
5. Mesjid Raya Sultan Riau
Pulau Penyengat Inderasakti atau lebih dikenal Pulau Penyengat merupakan sebuah pulau kecil berukuran kurang lebih 2.500 x 750 meter yang berjarak kurang lebih sekitar 3 km dari Kota Tanjungpinang sebagai pusat pemerintahan dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Pulau wisata ini dan berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam dapat dicapai dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong, lebih kurang sekitar 15 menit dari Tanjung Pinang.
Mobilitas penduduk dari dan menuju ke Pulau Penyengat sebagai pulau wisata cukup ramai, hal ini mengingat mayoritas warga Pulau Penyengat bekerja di Tanjung Pinang. Mereka berangkat pada saat pagi menuju Tanjung Pinang dan kembali lagi ke Pulau Penyengat pada sore hari. Arus kunjungan menuju ke Pulau Penyengat pada pagi hari biasanya lebih didominasi oleh para wisatawan yang ingin menyaksikan sejarah peninggalan dari Kesultan Melayu Riau yang ada di pulau tersebut.
Pulau Penyengat merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Kepulauan Riau dimana objek-objek wisatanya tersebar di pulau kecil ini. Beberapa objek wisata terkenal bisa kita liat di Pulau Penyengat antara lain adalah Mesjid Raya Sultan Riau atau Mesjid Penyengat yang bangunannya terbuat dari campuran putih telur, benteng pertahanan di Bukit Kursi, makam-makam para raja serta makam dari pahlawan nasional bernama Raja Ali Haji serta kompleks Istana Kantor dan lainnya. Dengan kekayaan objek wisata khususnya Wisata Sejarah yang ada di dalamnya, maka Pulau penyengat dan komplek istana di Pulau Penyengat tersebut telah dicalonkan ke UNESCO untuk kemudian dijadikan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia.
4. Mesjid Pink
Banyak masjid ramai dikunjungi karena bentuk yang unik atau memiliki latar belakang sejarah yang menarik. Tapi berbeda dengan Masjid Dimaukom yang kini heboh menjadi incaran para wisatawan dari seluruh dunia. Ya, masjid kebanggaan masyarakat Filipina ini berbeda dengan kebanyakan masjid lainnya. Masjid ini sengaja dicat dengan warna pink mencolok. Berada di Kota Datu Saudi Ampatuan, Provinsi Maguindanao, Filipina Selatan, membuat masjid ini malah lebih terlihat seperti sebuah istana di negeri dongeng.Begitu pula saat melangkahkan kaki ke dalam masjid, nuansa merah muda melekat ke seluruh desain interiornya. Hanya bedanya, tembok bagian dalam dicat dengan warna yang lebih lembut dibandingkan bagian luar.
Menariknya lagi, para murid yang belajar mengaji di masjid ini juga diharuskan untuk mengenakan seragam berwarna pink.Menurut sejarah, Masjid Dimaukom dibangun pada 2011 atas perintah Walikota Datu Saudi Ampatuan yaitu Samsodin Dimaukom. Pembangunan masjid memakan waktu hingga dua tahun, dan akhirnya dibuka untuk umum sejak Ramadan 2013 lalu.Nah, bagi Anda yang sedang berada di Filipina silahkan mampir untuk mengunjungi Masjid Dimaukom. Saat bulan Ramadan seperti ini, masjid tersebut mendadak berubah menjadi tujuan wisata ngabuburit yang populer loh.
3. Mesjid Raya Dompak
Pulau Dompak. Kesan pertama menginjakkan kaki di pulau yang menjadi pusat pemerintahan provinsi KEPRI ini adalah Panas, karena tidak ada penghijauan yang terencana meskipun pulau ini sudah di gagas pembangunannya dari tahun 2007. Sepi, karena areal pulau ini hanya terdiri dari beberapa bangunan perkantoran provinsi KEPRI, Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), dan sebuah Masjid yang di kenal dengan beberapa sebutan yaitu Masjid raya Kepulauan Riau, Masjid Dompak, dan Masjid Biru.
Menurut saya yang menjadi daya Tarik di Pulau Ini adalah Masjid Raya Kepulauan riau ini. Bangunan Masjid Megah dan design nya yang indah membuat wisatawan yang datang ke tanjung pinang tidak melewatkan untuk singgah di masjid ini. Masjid ini d terletak di dataran yang paling tinggi di pulau ini, Sehingga bisa terlihat dari kejauhan, dan jika kita berada di daerah masjid kita bisa melihat sebagian kota tanjung pinang, terlebih lagi jika kita berkesempatan untuk naik ke atas menara masjid, maka akan terlihat daratan pulau dompak secara lebih luas.
Tidak jauh dari Dari bangunan masjid terlihat jembatan yang menghubungkan antara pulau dompak dan tanjung pinang, meskipun saat ini masih belum terhubung karena masih dalam pengerjaan, dan jika jembatan ini sudah selesai, sudah pasti masjid ini akan lebih ramai di kunjungi masyarakat Bagi Wisatawan Muslim, melaksanakan ibadah di masjid ini memiliki kesan tersendiri, perasaan tenang dan khusuk saat beribadah, sangat bisa dirasakan di masjid ini, tidak ada suara berisik kendaraan dan hingar bingar keramaian, karna pulau ini masih sepi dan masjid yang berada dataran yang cukup tinggi membuat hembusan angin leluasa menerpa seluruh ruangan dalam masjid dan membuat suasana di dalam masjid terasa sejuk, tanpa perlu pendingin ruangan atau kipas angin.
bentangan Sajadah yang sepertinya impor dari luar negeri, berbahan tebal dan berbulu lembut terbentang di seluruh area masjid membentuk shaf Sahalat, dan ketika waktu shalat akan masuk terdengar lembut senandung murotal Al-Quran yang memantul dari dinding dinding masjid yang tinggi,hingga menambah khusu’ suasana di dalam masjid. Semua Fasilitas di area masjid sudah cukup memadai, Cuma jika di perhatikan secara detail terlihat kurang perawatan, tempat wudhu sudah di bangun sangat baik, kekita membuka keran air, air mengalir dengan deras, namun kesan kurang terawat dan kurang bersih terlihat di beberapa sudut tempat wudhu dan WC. Taman taman di sekitar masjid pun sudah di design dengan baik namun penghijauan masih terlihat kurang. Mudah mudahan bisa lebih mendapatkan perhatikan masalah perawatan dan penghijauan untuk kedepannya.
2. Bukit Panglong
Sudah banyak contoh bekas area tambang yang bermetamorfosa menjadi tempat wisata keren. Sebagai contoh di pulau Jawa ada Brown Canyon di perbatasan Semarang, Bukit Jaddih di Madura dan masih banyak lagi. Fenomena seperti ini ternyata juga dijumpai di luar pulau Jawa tepatnya di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Warga Bintan mengenal tempat ini sebagai Bukit Panglong. Warga asli kabupaten Bintan tentu pernah melihat bahwa kawasan ini dulunya merupakan sebuah bukit yang cukup tinggi di daerahnya. Bukit tersebut menyimpan sumber daya berupa batu granit yang melimpah.
Hingga suatu hari, batuan granit di Bukit Panglong mulai di eksplorasi oleh PT Bukit Panglong. Bukit granit di kawasan Kijang tersebut terus dieksploitasi dengan cara pengerukan hingga di bom. Dalam kurun waktu yang lama bukit tersebut berubah menjadi sebuah kawah dengan kedalaman hingga 50 meter. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air yang berasal dari hujan dan juga sumber air tanah. Alih-alih kotor dan keruh, air yang mengisi lubang bekas galian tambang tersebut malah nampak jernih dan bersih. Saat cuaca cerah bahkan airnya akan terlihat berwarna biru. Hal inilah yang membuat daerah Bukit Panglong menjadi eksis di kalangan traveler.
Traveler yang didominasi anak muda memang suka dengan tempat-tempat baru. Meski statusnya bukan obyek wisata komersil tapi Bukit Panglong dengan telaga birunya ini menjadi tempat rekreasi yang mengasyikkan apalagi pengunjung yang datang tidak dipungut biaya plus mendapat bonus pemandangan yang keren. Pemerintah Kabupaten Bintan pun turut menyadari potensi yang ada di Bukit Panglong. Mereka tidak hanya melihat dari sisi ekonomis saja namun juga melihatnya sebagai aset besar untuk digunakan sebagai sumber air bersih warga Bintan. Penelitian tentang kelayakan air di danau ini pun tengah dilakukan dan tidak mungkin suatu hari nanti Kawasan Bukit Panglong akan berubah menjadi kawasan wisata terpadu. Pernah berkunjung ke Bukit Panglong?
1. Tugu Pensil
Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Tugu Pensil merupakan simbol bahwa masyarakat Kepulauan Riau, khususnya Kota Tanjungpinang, telah resmi bebas buta aksara.Kondisi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang terdiri dari pulau-pulau serta sebagian besar merupakan laut, menjadi salah satu faktor kesulitan dalam mengentaskan buta aksara. Penduduk buta aksara pun tentu masih ada, tidak semuanya bebas buta aksara secara 100 persen. Namun provinsi ini terbukti telah berusaha keras dan aktif dalam usaha pengentasan buta aksara.
Bahkan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Lydia Freyani Hawadi, memberikan apresiasi kepada Kepri yang telah berhasil menurunkan angka buta aksara. Hal itu ia sampaikan dalam sambutan pada Rapat Koordinasi Pendidikan se-Provinsi Kepulauan Riau di Batam, Maret 2013 lalu.
Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepri telah menjalankan berbagai program pendidikan dalam usaha mengentaskan buta aksara. Kepala Bidang PAUDNI Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, Yusnawati, mengatakan, Disdikprov Kepri aktif menjalankan Program Kegiatan Kesetaraan Paket A, B, dan C pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Selain itu, Disdikprov Kepri juga menggandeng Universitas Terbuka (UT) untuk menyukseskan pengentasan buta aksara. “Mahasiswa yang KKN diberdayakan untuk mendata jumlah penduduk yang buta aksara. Kemudian diminta mengajarkan baca, tulis, dan berhitung,” ujarnya saat ditemui di kantornya, di Tanjungpinang, Kepri, (1/11).
Yusnawati menjelaskan, Disdikprov Kepri juga mengadakan program kegiatan keaksaraan melalui program kecakapan hidup untuk masyarakat yang berusia lanjut. Program kecakapan hidup mengajarkan keterampilan kepada masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. “Misalnya mengajarkan bagaimana membuat kue kering,” ujar Yusnawati.
Dengan belajar kue kering, peserta program dapat sekaligus belajar membaca, menulis dan berhitung, dengan mengenal huruf dan angka melalui resep, berat bahan yang dibutuhkan, hingga menghitung harga kue untuk dipasarkan. Sedangkan program keaksaraan untuk penduduk usia sekolah dilakukan melalui PKBM, dengan program kesetaraan Paket A, B, dan C.
Yusnawati menjelaskan, saat ini angka buta aksara penduduk usia sekolah di Kepri berjumlah 68.602 yang tersebar di dua kota dan lima kabupaten, yaitu Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Anambas.
Ia mengatakan, keinginan masyarakat Kepri untuk belajar dan bebas buta aksara pun semakin meningkat. Sebagian besar masyarakat merespon positif program-program keaksaraan yang dijalankan pemerintah provinsi Kepri. Keinginan untuk menjadi daerah bebas buta aksara sudah menjadi cita-cita Kepri sejak lama. Bahkan Kepri berhasil menjadi daerah bebas buta aksara pada tahun 1960 lalu, yang diabadikan melalui Tugu Pensil.
Tugu Pensil merupakan sebuah monumen simbolik yang menyatakan bahwa Kepulauan Riau telah meraih predikat sebagai daerah yang dapat membebaskan masyarakatnya dari buta aksara melalui suksesnya program Pemberantasan Buta Aksara (PBH) pada tahun 1960-an. Tugu ini dirancang oleh putra daerah bernama Ir Nizar Nasir. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada pertengahan tahun 1962 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prijono. Di bawah tulisan Tugu Pensil tersebut terdapat semacam prasasti-prasasti sebanyak dua belas buah. Setiap prasasti berisikan satu pasal dari 12 pasal Gurindam 12, sebuah gurindam yang berisikan petuah Melayu ciptaan Raja Ali Haji, Bapak Bahasa Indonesia.
11 Tempat Wisata di Tanjung Pinang dan Liburan Murah
Reviewed by kabarword.live
on
10:34 AM
Rating:
No comments:
Post a Comment