Wisata di Batu Cavas dan Kuliner di Jalan Alor Malaysia
Batu Caves
Di tanah lapang itu, pengunjung berfoto dengan Patung Murugan sebagai latar belakangnya. Ada juga yang berfoto dengan kawanan burung dara yang berkerumun, beterbangan ke sana kemari, hingga gue sesekali merunduk sambil menanungi wajah ganteng gue ini karena takut kesamber burung daranya.Batu Caves-nya sendiri berada tepat di belakang tubuh Patung Dewa Murugan. Untuk masuk ke dalam, pengunjung harus menapaki ratusan anak tangga yang menjulur dengan jahanam. Gue sih makasih deh ya. Dengan kondisi sambil bawa-bawa anak seberat 60L, gue udah menyerah di beberapa langkah pertama lalu buru-buru turun lagi.Selain dua patung raksasa dan Batu Caves-nya sendiri, masih ada sebuah kolam ikan berukuran cukup besar dan dua kuil lain yang ada di komplek ini. Penjual suvenir ada di sepanjang pintu masuk dan di sekeliling tanah lapang. Kalau kamu terobsesi dengan budaya India, kamu bisa membeli salah satu miniatur patung yang dijual dengan harga yang setara dengan kepuasanmu.Nggak salah deh kalau gue menyempatkan berkunjung ke Batu Caves.
Gue terpesona dengan apa yang ditawarkan kuil ini, lebih dari apa yang gue bayangkan. Masalahnya, dari blog yang gue jadikan referensi (blog mas Gaphe), foto-foto Patung Murugan itu tidak ditonjolkan. Foto-foto yang ada digabungkan jadi satu berukuran kecil-kecil dengan Patung Murugan yang tidak difoto secara utuh. Makanya saat gue membaca tulisan tentang Batu Caves saat itu, ya gue nggak terlalu tertarik, karena nggak melihat sesuatu yang luar biasa.
Jalan Alor
Jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Malaysia, rasanya kurang nikmat tanpa berkunjung ke Jalan Alor. Apa sih yang istimewa di Jalan Alor? Ya, disinilah pusat wisata kuliner jalanan alias street food yang paling meriah dan happening di seantero KL. Sebenarnya kuliner jalanan di sini sedikit berbeda dari kebanyakan kuliner jalanan lainnya karena sebenarnya makanan yang dijajakan mayoritas berasal dari restoran permanen di pinggir jalan, bukan kaki lima seperti biasanya.Namun, kursi dan mejanya digelar hingga memenuhi separuh badan jalan sehingga terkesan sangat ramai. Ditambah lagi lampion-lampion yang digantung sepanjang jalan menambah semarak suasana yang sudah ramai. Jalan Alor sangat mudah dijangkau dengan transportasi kereta monorel. Anda bisa turun di Stasiun Imbi maupun Bukit Bintang. Kalau dari Stasiun (Stesen dalam Bahasa Melayu) Imbi, Anda tinggal berjalan menyusuri Lorong Pudu atau Jalan Bulan menuju Jalan Bukit Bintang, lalu arahkan langkah ke Jalan Changkat Bukit Bintang, maka Jalan Alor akan terlihat jelas di kiri Anda. Jika dari Stesen Bukit Bintang, tinggal langkahkan kaki ke Jalan Bukit Bintang seperti halnya petunjuk di atas.
Dari Plaza Low Yat, pusat penjualan IT dan telekomunikasi terlengkap di KL, Jalan Alor bisa dijangkau kira-kira 10 menit jalan kaki. Suasana Jalan Alor akan mulai semarak menjelang malam. Jalan ini sebenarnya hanyalah sebuah jalan aspal lurus biasa dengan restoran-restoran di sepanjang jalan. Yang membuat berbeda adalah semua restoran memasang kursi dan meja makan hingga jalan nyaris tertutup. Namun demikian, mobil masih bisa lewat meski dengan perlahan-lahan. Tak cukup sampai di situ, lampion-lampion merah khas tradisi Cina dan lampu-lampu jalan bergelantungan sepanjang jalan, membuat suasana begitu meriah.
Tiba saat membayar, harga satu porsi sate isi 10 tusuk adalah RM 12, tapi tidak termasuk nasi. Kami juga memesan satu bakul nasi untuk bertiga seharga RM 3 saja. Lalu minuman es jeruk dan es sirup harganya hanya RM 2 per gelas. Jadi total seorang kira-kira hanya menghabiskan RM 15. Cukup murah untuk ukuran makan-makan di tempat wisata kuliner yang paling populer di KL ini. Sekedar perbandingan saja, sekali makan di KLCC paling murah sekitar RM 8 termasuk minum, tapi itu biasanya hanya nasi lemak bungkus dan es the.
Kalau sate pasti di atas RM 10. Oya, RM 1 kira-kira Rp 3700 untuk kurs saat ini.Ada pula pemandangan unik di Jalan Alor ini. Saat kami sedang makan, ada 2 orang pengamen yang lewat sambil menyanyikan lagu Cina. Rupanya pengamen ini adalah ibu tua yang buta dan dituntun seorang ibu yang lebih muda. Mereka hanya menyanyi sambil berjalan, tapi tidak menodong ke pengunjung seperti kebanyakan pengamen lainnya. Jadi kalau Anda ingin sedikit berbagi, tinggal datangi mereka dan memasukkan uang ke dalam kotak donasi. Saran saya, sumbanglah sedikit rejeki Anda untuk mereka yang tetap mau berusaha di tengah keterbatasan fisik tanpa menggangu orang lain.
Wisata di Batu Cavas dan Kuliner di Jalan Alor Malaysia
Reviewed by kabarword.live
on
11:43 AM
Rating:
No comments:
Post a Comment